Selasa, 30 Oktober 2012

LAHAN LANGIT DAN BUMI PINGGIR KALI




latar belakang
Pesona kampung pinggir kali bratang tangkis menghipnotis kota, amat sayang kalau belum pernah datang dikawasan strenkali Bratang Tangkis, ketika kecerdasan mencari alternatif bermacam cara, sebuah kegiatan dan dilokasi mana yang menantang, tentu strenkali yang pas dibuat ?, strenkali memiliki fisik infrastruktur yang menarik, ada bangunan pemukiman dibuat oleh warga sendiri, memiliki sejarahnya sendiri untuk berkembang sesuai urban city mengusung inspirasi dan segala kegiatan dipindahkan diruang dan waktu kawasan strenkali Bratang Tangkis, seperti asal usul kejadian bisa ditelusuri dengan cara pendekatan kearifan lokal yang dikembangkan setiap warga strenkali,
Penelitian Kampung
penelitian ini dibuat secara partisipatif mengajak karang taruna Bratang Tangkis, jaringan komunitas kota dan personal akademisi yang peduli untuk melakukan observasi pesona kampung pinggir kali Bratang Tangkis, sedang metode penelitian menggunakan wawancara, pengamatan dan pendataan video dan foto, lalu didukung olahan kliping, buletin PWSS, informasi media internet, lalu buku rujukan yang mendukung penelitian, secara garis besar penelitian ini mengungkap pesona kampung pinggir kali Bratang Tangkis, secara diskripsi, kulitatif menelaah suatu khasanah cerita-cerita nyata warga Bratang Tangkis dalam bentuk penulisan. ada tokoh kampung bisa diajak bicara jumlah cukup banyak kurang lebih 50 orang, beliau ini tingkat daya ingat dan kecerdasannya masih oke banget, bisa direkam secara tehnis wawancaranya dan pengambilan data video atau foto asal mula kampung pinggir kali ini, kampung pinggir kali tidak akan bicara apa-apa kalau tidak ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali, tentu ini bukan soal ketidak mampuan ekonomi, ada suatu hal soal budaya kearifan lokal, atau ketrampilan tradisi sebagai warisan peradaban yang dilakukan manusia atau komunitas dalam ruang dan waktu yang memilih jalan hidup pengabdian itu, kebanggaan local konten itu bisa jadi advokasi yang menarik pada tingkat pengetahuan yang menglobal,

Pesona kampung pinggirkali bratang tangkis

Dari persoalan kota apa yang diinginkan warga kota, publik, akademisi, praktisi, LSM, atau instansi pemerintah, soal keindahan, kemapanan, kenyamanan, pengamanan, tata ruang kota, ruang publik, di cegah dengan prosedure, sistem, yang menjebak orang miskin tidak dapat membeli lahan, ahkirnya menepi kepinggir kali (sungai )memberikan kesan dan pesan, pada sebuah kampung kota dipinggir kali Wonokromo, sangat elok dan beradab, siapa saja yang mengira dugaan, untuk membuat sebuah desain- perencanaan, sampai pelaksanaan- seakan kerjanya orang proyek pemerintah dan swasta, untuk sekedar menanggani kampung strenkali yang kumuh, aneh bin ajaib warga strenkali mampu menghipnotis kota berbuat sesuatu, bahkan menandingi dengan kecepatan waktu kecerdasan , informasi dan kemampuan finansial pasti kalah, tapi mutlak bisa dirasa, kadang meraba persoalan untuk dilihat kegiatan dan pemetaan yang bersuara, cuman gambar-tulisan dan tanda sudah jelas, warga strenkali bratang tangkis mampu mewujudkan impian harapan publik dan sesuai dengan program pemerintah menata pemukiman kumuh menjadi asri lestari dengan syarat ekologis kota milik bersama Persoalan strenkali hampir sama di kota-kota indonesia, karena pengusuran pemukiman, karena ada prosedural , aturan lahan strenkali dipakai kemanfaatan, seperti fasiltas umum pengairan , lahan strenkali diperuntukan untuk ber tanggul, ruang terbuka hijau, fasilitas pemeliharaan sungai semacam rumah pompa, dan ada jalan inspeksi ?sebenarnya apa yang menarik dari perkampungan kota yang dipinggir kali ? kampung bratang tangkis terletak dipinggir kali wonokromo, letaknya disebelah utara kawasan sungai jagir, kalau dihitung jarak jelajahnya kampung dari pintu air jagir sampai busem barata jaya 2km, kampung bratang tangkis ikut wilayah kelurahan ngagel rejo, kecamatan wonokromo, dari tingkat terotorial wilayah ada kampung baru sekitar 76 rumah, bratang tangkis rt.12- rw.06 ada 70 rumah, rt. 07 rw. 11 ada 89 rumah, rt. 06- rw. 12 ada 98 rumah, rt.07-rw.12 ada 96 rumah, sebagian menghadap keutara dan dibatasi tanggul yang sudah dipaving. sekarang justru sudah ada jalan inspeksi dipinggir sungai malah rumahnya dihadapkan ke sungai sebagai bentuk rumah menjaga sungai. kampung bratang tangkis sebenarnya bisa disebut kampung urban city yang dibentuk oleh para pendatang sejak tahun 1952 ? yang awalnya gubuk-gubuk sederhana lalu mengalami perkembangan bentuk rumah semi permanen menjadi permanen, sekaligus perubahan lahan yang dulu sebagai ruang terbuka hijau ditumbuhi alang-alang, pohon pisang, pohonan keduh, keres, pohon kelapa , bambu, dan tanaman keras lainnya, nah sekarang lain lagi ceritanya penduduk padat terpola rumit di indikasi data selalu berubah kecuali ada 4 rt yang memiliki keresmian sistem keadminitrasian pemerintahan kota, soal lahan juga mengalami kepadatan rumah yang berjejar memanjang dipinggir kali wonokromo, tingkat kohesi sosial juga memiliki hubungan akses diluar kampung, ekonomi meningkat tajam dengan usaha kecil yang juga menjadi bagi akses pasar kota, budayapun juga muncul seniman kampung yang memelihara kearifan lokal, setiap tahun warga strenklali secara keseluruhan menyelenggarakan tradisi LARUNG Sungai sebagai tanda keberkahan alam dan kedekatan manusia yang menyatu secara holistik dengan lingkungan yang berkelanjutan tingkat terotorial kawasan bratang tangkis memiliki ruang terbuka hijau yang sempit, sarana dan kesehatan lingkungan telah membuat sapitanck didalam rumah, ada pengelolaan sampah rumah tangga, dan setiap minggu ada yang kerja bakti untuk membuat jalan inspeksi sesudah rumah yang dikepras, ada lagi tempat ibadah umat islam, ada balai warga, dan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pertemuan ibu-ibu pkk, pertemuan warga tingkat rt, atau sosialisasi program dan kegiatan paguyuban warga strenkali surabaya untuk melibatkan warga menjadi daya juang ketahanan dan kemampuan untuk melakukan pembuktian bahwa kampung pinggir kali mampu berbuat sesuai kehidupan yang layak sebagai warga kota



Urban city ala kampung pinggir kali
ada cerita soal teman informal merebut lahan kota, karena lahan kota sudah dibeli kapitalis, lalu si teman ini meyerobot lahan milik penguasa, nah dia bilang ke saya, bumi iki milik Allah ?..... dan langit bebas dimiliki ruang mata dengan perasaan takjub dan paham....? judul tulisan lahan langit dan bumi pinggir kali adalah realitas orang berpikir cerdas yang menghubungkan banyak kemungkinan alternatif dan kreatifitas dan tidak berpikir seperti dunia katak dalam tempurung, persoalaan pendatang hadir diruang kota sudah jadi jamak pertikaian perang mulut dengan penguasa kota, padahal urbanisasi jika
dikelola akan menjadi kekuatan luar biasa kota, dan sampai ahkir zaman manusia akan dinamis bergerak kearah apa maunya, untuk keberhasilan kepentingan diri dan keluarga, atau bisa jadi nantinya punya karier jadi pejabat ???






Rumah contoh
Lahan pinggir kali atau disebut strenkali dirancang oleh warganya menjadi ICON kota Surabaya, sekarang digalakkan rumah contoh, membuktikan warga strenkali melakukan penataan sesuai dengan program pemerintah menata pemukiman kumuh dan amanah perda strenkali Jawa Timur no. 9 tahun 2007, saat itu juga kampung- kampung pinggir kali yang tergabung Paguyuban Warga strenkali Surabaya, mulai Sepanjang, kebraon, gunung sari, gunung sari pkl, kampung baru, bratang tangkis, kampung pemulung barata jaya, medokan semampir, secara bertahap mengepras rumah-rumah pinggir kali untuk ruang terbuka, membuat jalan inspeksi 3-5 m, lalu rumah menghadap kesungai, mengelola limbah cair rumah tangga, mengelola sampah rumah tangga, penghijauan , apa yang dilakukan warga pinggir kali berdasarkan kajian tehnis soal sungai, tata ruang, ekologi kota, sosial dan budaya lokal, ekonomi, dan menjadi konsep JOGO KALI, sebagai kitab prinsip rujukan warga strenkali melakukan kegiatan penataan kampung secara berkelanjutan untuk menindak lanjuti perda strenkali jawa timur no. 9 tahun 2007 pasal 13. adanya kawasan pemukiman terbatas di strenkali, kampung bratang tangkis telah melaksanakan amanah perda itu dengan menata kampung pinggir kali, lalu membuat rumah contoh ada 70 rumah dengan swadaya dan partisipasi warga pinggir kali, rumah contoh ini mengacu pada desain yang pernah dilombakan secara terbatas, yang diikuti tujuh arsitek top diindonesia, tema pemenang desain yakni seragam tapi beragam, disinilah rumah contoh dibuat tampak depan dengan material batu expos, yang nantinya jika ada 15 km rumah yang seragam tapi beragam dari kawasan kampung sepanjang sampai medokan semampir dipinggir kali, akan berharap publik menjadi icon kota surabaya

Legalitas
pada prinsipnya perkembangan kampung bratang tangkis mengikuti urban city yang selalu revolusioner cara pandang berpikirnya, ini terlihat tuntutannya saklek ingin diakui kampungnya secara legalitas, karena fungsi legal dapat memiliki harapan dan kemudahan untuk mengurus ktp, anak memiliki akte kota, bisa sekolah, melamar pekerjaan, atau dapat akses yang bisa memiliki peluang yang sama sebagai warga kota, pernyataan kelihatannya cukup cerdas dan konsepsi ketika diajak wawancara atau diskusi soal hak hidup dan kelayakan tempat tinggal, kepentingan dan kebutuhannya jelas yakni pengakuan publik soal legalitas, ini diperjuangkan terus lewat forum-furum apa saja dari tingkat kampung kelurahan sampai propinsi atau pusat, 

Proyek loh.....
proyek pemerintah mulai masuk di kampung Bratang Tangkis semisal soal pavingsasi dijalan tanggul sungai, ada lagi PDAM yang kerja sama dengan OBA dari bank dunia, belum lagi ada bantuan benih lele, welut dari dinas perikanan kota surabaya, ini membuktikan secara bertahap pemerintah mengakui posisi kampung pinggir kali dengan bukti kerja sama yang mengajak warganya untuk bisa berpartisipasi dalam perencanaan dan kegiatan pembambangunan kota , apalagi belum bantuan KUBE dari kemensos R.I. pemberdayaan ekonomi dan menata tingkat sosial dengan munculnya sistem tabungan kelompok sepuluh menunjukkan program apapun untuk pengembangan kampung pinggir kali ini dapat diterima dengan baik, tapi disisi lain perjuangan warga strenkali untuk mendapat pengakuan dari pihak pemerintah ataupun masih panjang perjalanannya, yang sebelumnya kemandirian warga lebih berdaya dan memiliki percaya diri mungkin tidak berkelebihan





Potensi kearifan lokal
karya kreatifitas kampung pinggir kali yang potensinya diakui oleh publik, pernah juara 10 besar green dan clean ditingkat kota surabaya tahun 2005, bahkan ada warga pinggir kali mendapat SK walikota jadi kader lingkungan tingkat kota surabaya, adalagi potensi seni budaya, grup keroncong pinggir kali juara dua tingkat nasional, dan malah pernah mewakili jawa timur ikut festival keroncong dunia di solo tahun 2009, belum lagi ada kesenian reyog juga sering ditanggap oleh pemerintah atau perorangan, ada lagi produksi cetok komunitas yang sudah memiliki jaringan tersendiri sampai tingkat nasional disini kampung bratang tangkis memiliki potensi besar yang dapat dipercaya menjaga kearifan lokal walaupun dengan penampilan dan kegiatan yang sederhana seperti warga kampung kota yang lain, disini kelebihan minat yang sederhana dan ketekunan terawat sampai regenerasi, nilai inilah yang paling mahal kalau hanya sekedar pujian atau publikasi belaka
untuk menindak lanjuti perda strenkali jawa timur no. 9 tahun 2007 pasal 13. adanya kawasan pemukiman terbatas di strenkali, kampung bratang tangkis telah melaksanakan amanah perda itu dengan menata kampung pinggir kali, lalu membuat rumah contoh dengan swadaya dan partisipasi warga pinggir kali, rumah contoh ini mengacu pada desain yang pernah dilombakan secara terbatas, yang diikuti tujuh arsitek top diindonesia, tema pemenang desain yakni seragam tapi beragam, disinilah rumah contoh dibuat tampak depan dengan material batu expos, yang nantinya jika ada 15 km rumah yang seragam tapi beragam dari kawasan kampung Sepanjang sampai Medokan Semampir dipinggir kali, akan berharap menjadi icon kota surabaya
apakah ini sebagai pelengkap cerita nyata ?, kampung pinggir kali tidak akan bicara apa-apa kalau tidak ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali soal nelayan sungai ada yang dijalani sampai turun temurun, generasi muda 13 tahun sudah jadi nelayan sungai, tentu ini bukan soal ketidak mampuan ekonomi, ada suatu hal soal budaya kearifan lokal, atau ketrampilan tradisi sebagai warisan peradaban yang dilakukan manusia atau komunitas dalam ruang dan waktu yang memilih jalan hidup pengabdian itu, kebanggaan local konten itu bisa jadi advokasi yang menarik pada tingkat pengetahuan yang menglobal,

Pengorganisasiaan tingkat kampung
kemampuan kampung pinggir kali tidak datang secara tiba-tiba ada banyak hal perlu dipelajari soal rintangan, resiko untuk capaian disebut ada hasil, semua koordinasi dibawa kegiatan pengorganisasian rakyat, nampaknya perjalanan 10 tahun sudah mencapai pengenalan tindakan pada medan pertarungan kegiatan dan warga sebagai anggota memiliki pengalaman pahit getir dan suka manis dari sebuah persoalan satu ke yang lain, dengan kecepatan waktu tentu perjuangan bisa jadi kelelahan mental yang membuat tidak konsisten dan melarikan diri pada alasan kesibukkan personal, pemahaman antar teman anggota lebih mempercayakan capaian bersama apa yang bisa dilakukan untuk suatu langkah kedepan, organisasi pasti sudah memiliki ramuan, rumusan atau menghitung sebuah cara dan startegi untuk tahapan 20 tahun kedepan ?

Tulisan hantu dimedia
ketika kampung pinggir kali Bratang Tangkis terjebak resistansi informasi yang menyesatkan dan berita media miring dengan wacana kampung pinggir kali kumuh, dan fotonya yang dicarikan segi stigma publik untuk menghabisi kampung yang jorok, tentu saja sebagai warga kampung pinggir kali bagaimana cara mempublikasikan dan mempromosikan kampung pinggir kali, saya mencoba membuat riset, analisa, sesungguhnya ada sesuatu yang bisa ditampilkan untuk kampung bratang tangkis dari segi nilai, aklerasi sikap warganya, daya potensi dan kreatif ditingkat dunia, bisa jadi ada pesona keseluruhan konten kampung bisa dibuktikan dengan kaitan akses kota dan pergaulan dengan kampung kota lain, kata pesona untuk menghipnotis wacana kota entah dalam kebijakan publik, amat perlu dengan aroma-aroma segar dengan bungkus tata kelola kampung yang dibuat warga, bukan pemerintah ? andaikan daya tawar kota sudah bisa diprediksi, mungkin perlu juga kalimat- kalimat pesona untuk menjernihkan keakurasian berpikir kota dengan stigma jorok kampung pinggir kali, bisa rubah dengan nilai kata pesona kampung pinggir kali bratang tangkis siip lah.... banyak pertanyaan startegis, jika mempelajari satu persoalan miniatur kampung bratang tangkis, akankah dapat memprediksikan peranan apa ketika terjadi sesuatu sudah diketahui rumusan persoalannya, lalu terjadi ketertarikan mengangkat isuenya ? kita bisa menganalisa bisa benar atau salah soal yang lain dengan membandingkan cara-cara penanganan, tentu ini butuh studi yang panjang yang kait mengkait saling menyulam informasinya, sesuatu yang terbiasa akan mudah dilakukan tentu kampung ini butuh sistem pengelolaan yang terpadu atau memiliki ciri khas tertentu pula, ketika selera koki menghidangkan tema apa, untuk setting kegiatannya dan capaian ukuran pasti, ya agak sulit kalau mengungkapkan prediksi yang terkait soal diluar kampung,

Selasa, 26 Juni 2012

PERTEMUAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PAGUYUBAN WARGA STRENKALI SURABAYA DAN UPC


HASIL PERTEMUAN
PWSS DENGAN GUBERNUR JAWA TIMUR SOEKARWO
Jumat, 15 Juni 2012 pukul. 14.00-17.00 di kantor Gubernur Jawa Timur

Pertemuan dihadiri oleh perwakilan PWSS yaitu: Gatot Subroto, Hartini, Ishermini (Bu Joko), Kholil, Murjito, Muin, Nunuk Mihartini, Ni Nyoman Sariani (Bu Komang), Noer Rofiah (Bu Darman),  Said, Sumiyati (Bu Sukir), Waluyo, Warsito, Yuni.. UPC: Dodo, Edi Saidi, Wardah Hafidz

Propinsi Jawa Timur: Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo), Dinas PU Cipta karya Jawa Timur, Dinas pengairan Jawa Timur, Perum Jasa Tirta, Balai Besar Sungai Brantas

Proses dan hasil pertemuan

  1. Pertemuan diawali oleh pakde Karwo yang menyampaikan bahwa pertemuan dilakukan untuk mencari solusi yang terbaik, Kemudian pakde Karwo mengenalkan beberapa dinas yang hadir, yaitu  dinas pengairan, dinas PU Cipta karya, Perum Jasa Tirta dan Balai besar sungai brantas.

  1. PWSS mempresentasikan konsep jogokali yang disampaikan oleh Murjito. Presentasi memberikan gambaran pada Gubernur bahwa permukiman strenkali sudah memiliki Perda dan kajian teknis yang menyimpulkan bahwa sungai merupakan satu kesatauan ekosistem antara sungai, flora, fauna, pemukiman dan warga. Warga strenkali sudah menata permukiman konsep jogokali dengan cara memotong rumah menghadap sungai, membuat jalan inspeksi, penghijauan dan pengolahan limbah.pengelolaan sampah, Sampai saat ini sudah ada 60 rumah contoh yang dibangun. Bekerjasama dengan kementerian sosial RI mengelola dana KUBE 21 kelompok dengan anggota 270 orang. Harapan dan usulan warga strenkali adalah :
1)      Menimbang upaya dan sumbangan kampung-kampung stren untuk  penataan dan  pengelolaan kota Surabaya yang berkeadilan sosial, kampung-kampung stren harus tidak digusur tetapi di tata dengan konsep jogokali
2)      Mengundang Pak De Karwo berkunjung ke setren kali dan berdialog dengan warga
3)      Legalisasi status tanah dalam bentuk sertifikat komunal (bersama)

  1. Pakde Karwo setuju dengan usulan (1) permukiman strenkali TIDAK DIGUSUR TAPI DITATA. Usulan (2) pakde karwo bersedia berkunjung ke strenkali, Sedangkan usulan (3) soal sertifikasi tanah komunal Pemprov akan berkoordinasi dengan BPN. Jika ada masalah di lapangan, Pakde Karwo akan berkoordinasi dengan kementerian terkait dan DPRD untuk mencari pemecahan.

  1. Selanjutnya, Pakde Karwo meminta tim dinas teknis propinsi (Dinas PU Cipta karya, Dinas pengairan, Perum Jasa Tirta dan Balai besar sungai brantas) duduk bersama  PWSS dan UPC untuk mendata kegiatan apa saja yang akan dilakukan ke depan dikawasan sepadan sungai. 

  1. Rencana tindak lanjut: 
1)      Propinsi akan mendukung program penataan strenkali lewat beberapa program Pemprov seperti bedah rumah, pavingisasi, penghijauan, pengolahan limbah
2)      Dinas teknis meminta data warga strenkali untuk keperluan perencanaan program yang akan dilakukan di strenkali
3)      Dinas teknis pemerintah propinsi akan berkunjung ke strenkali untuk mengecek lokasi/kawasan strenkali bersama warga (waktu akan dikoordinasikan dengan pwss).
4)      Akan dilakukan pertemuan kelanjutan pada 28 atau 29 Juni 2012 dengan semua pihak terkait untuk membahas hasil kunjungan lapangan dan rencana program ke depan.
 
Notulis
tim PWSS dan UPC


Selasa, 29 Mei 2012

MERENCANAKAN PENATAAN PEMUKIMAN STRENKALI WONOKROMO

Warga strenkali Wonokromo telah melakukan upaya merencanakan penataan pemukiman yang sudah jadi yakni, membuat rumah contoh 60 rumah, dan itu akan berlanjut sesuai amanah perda strenkali provinsi Jawa Timur no. 09 tahun 2007, pada pasal 13. kawasan pemukiman terbatas,Alternatif untuk proses masyarakat mengatasi masalah pemukiman adalah solusi down- top tanpa masukan nyata oleh mereka yang akan terpengaruh. Tanpa input ini, penyedia solusi pemukiman dapat bertindak tanpa pemahaman nyata dari cara hidup warga masyarakat, hubungan mereka satu sama lain dan juga hubungan mereka dengan lingkungan yang lebih luas, dari sumber daya alam terhadap warisan budaya mereka. Jika tidak ada upaya dibuat untuk memahami dan mempertimbangkan konteks keseluruhan lingkungan hidup masyarakat, maka solusi pemukiman tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka sepenuhnya.
Proses belajar dan pembuktian yang penting bagi anggota masyarakat, membuat mereka untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai isu - seperti masalah utama yang mereka hadapi dan bagaimana memprioritaskan pemecahan masalah - serta menilai sumber daya yang mereka miliki, baik itu alam, sosial, budaya, ekonomi,atau tata ruang kota. Dengan mengumpulkan semua informasi yang dikumpulkan ke dalam database pemetaan, warga dapat membuat alat yang berharga untuk tujuan perencanaan, informasi yang diperlukan tentang sumber daya keuangan, ketrampilan dasar risiko bencana, dan kebutuhan infrastruktur, dengan tujuan melampaui membuat keberhasilan pemetaan tidak perlu diukur hanya oleh produksi peta fisik; jika proses mengarah pada pemahaman bersama dan peningkatan dialog oleh anggota masyarakat tentang hubungan mereka ke ruang hidup mereka dan hubungan komunitas mereka untuk lingkungan yang lebih luas, maka ini juga merupakan indikator keberhasilan.

Proses pemetaan juga memainkan peran yang sangat penting dalam menempatkan masyarakat miskin perkotaan "pada peta" dalam konteks yang lebih luas dari kota di mana mereka berada. Sangat sering, masyarakat miskin perkotaan merupakan bagian yang tak terlihat atau diabaikan kota. Mereka diabaikan dalam rencana kota dan ditolak oleh pengembang komersial. Ketika masyarakat miskin untuk melakukan akses keterbukaan pada pihak-pihak publik atau instansi pemerintahan. cerita soal pengalaman penindasan rakyat miskin kota dengan pengusuran berkedok membangun kota lebih modern adalah sikap menyenangkan segelintir klas elite berebut investasi ruang kota, dan rakyat semakin terpinggirkan.ini harus memulai pada sikap masyarakat miskin kota, sudah melakukan sesuatu untuk keselamatan semua untuk terlibat dalam aktifitas kota, rakyat miskin kota tetap bergerak melakukan banyak perubahan kemajuan dan kretifitas soal hidup berdampingan mendiami strenkali sebagai hubungan kampung kota, ajakan peran serta masyarakat pada legalitas yang dibuat pemerintah sudah dibuktikan dengan rumah contoh kampung strenkali wonokromo, ini membuktikan kemampuan warga strenkali yang terorgansir, dapat berbuat sesuatu untuk pengembangan masa depan kota

Sabtu, 07 Januari 2012

Berdialog Dengan Design Pemukiman Strenkali Surabaya

 Kampung-kampung strenkali surabaya dan strenkali wonokromo yang tergabung dalam paguyuban warga strenkali Surabaya ( PWSS ) sudah melakukan upgrading atau penataan permukiman yang diamanatkan oleh perda strenkali jawa timur no. 9 tahun 2007 yakni pasal 13- adanya kawasan pemukiman terbatas, dikawasan strenkali tersebut ada jalan inspeksi 3 - 5 m, rumah menghadap sungai, ada sapitanck didalam rumah, pengelohan sampah rumah tangga, ada pengolahan limbah cair rumah tangga, dan penghijauan, warga strenkali juga memiliki konsep yang di sebut konsep JOGO KALI, konsep ini suatu analisis penelitian sejak tahun 2002 yang melibatkan partisipasi warga strenkali, para ahli, UPC, NGO lain diantara analisis kajiannya yakni soal tehnis hidrologis sungai, tata ruang, ekologis, sosial, ekonomis, demografis kota, sejarah kota, kajian legalitas dan kebijakan publik. sekarang warga strenkali telah membangun rumah contoh sekitar 226 rumah di kawasan strenkali Surabaya dan strenkali wonokromo, sebelumnya tahun 2010 ada audiensi dengan wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur  Saifullah Yusuf  dengan PWSS dan UPC bulan Juni 2010 disekretariat Paguyuban Warga Strenkali Surabaya ( PWSS ) dalam kesepakatannya dengan wakil Gubernur Jawa Timur itu, berpendapat warga strenkali harus memiliki design atau rancangan kampung strenkali yang dapat memberikan solusi persoalan perencanaan pembangunan kota yang partisipatif, supaya warga strenkali Surabaya dan kali Wonokromo memiliki pedoman dalam upgrading/menata kampung yang berkelanjutan, lalu UPC dengan upayanya mengajak para pakar arsitektur dan kelembagaan lain untuk  menyelenggarakan sayembara terbatas perencanaan design partisipatif strenkali surabaya dengan Rujak Center For Urban Studies, UPC, Arkom Jogja, UK.PETRA dan PWSS. pesertanya diikuti 7 arsitek top Indonesia, diantaranya Han Awal, Ridwan Kamil, Adi Purnomo, Eko Prawoto, Yu Sing, Avianti Armand, dan Wiyoga Nurdiansyah. sebagai pemenangnya seorang arsitek muda yakni Wiyoga Nurdianyah.lalu dilanjutkan ada seminar dan pameran sayembara design strenkali Surabaya dilokasi ruang UK PETRA Surabaya, UK PELITA HARAPAN Jakarta, sesudah sosilisasi publik, kegiatannya membuat workshop rumah contoh sampai saat ini warga strenkali masih tetap melakukan upgrading atau penataan kampung.