Selasa, 14 April 2015

PROFIL Organisasi rakyat PAGUYUBAN WARGA STRENKALI SURABAYA



Pagayuban Warga Strenkali Surabaya ( PWSS  ) merupakan organisasi rakyat yang anggotanya warga yang bermukim disepanjang strenkali Surabaya, sedang ruang lingkup kerja PWSS adalah wilayah seluruh strenkali Surabaya.  PWSS  mewujudkan cita cita suatu peradaban yang berkeadilan sosial,dan demokratis, dengan landasan pijakan keberagaman social. sampailah kita pada kesadaran bahwa konsep dasar dan arah pembangunan telah menyimpang jauh dari prinsip prinsip hak asasi dan keadilan sosial kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.  warga strenkali Surabaya menyatukan asa dan kekuatan , mengorganisasikan diri, bekerjasama,  dengan semua pihak dan nilai yang sama, untuk menciptakan system sosial alternative berdasarkan nilai nilai yang disepakati bersama, dengan anggaran dasar PWSS yang dimiliki . selanjutnya : visi, misi, startegi dan nilai dasar sebagai berikut :
Visi  kota Surabaya milik semua dimana keragaman sosial, ekonomi,  dan kultural dirayakan dan diperlakukan sebagai sumber daya positip dan kekuatan bagi  kota yang berkeadilan dan demokratis
Misi  Pemberdayaan masyarkat strenkali  Surabaya menuju rakyat miskin kota yang terorganisasi secara kuat dan mandiri serta mampu membangun system tandingan yang bertumpu pada rakyat dan berpihak pada kebutuhan dan kepentingan kelompok kelompok marjinal
Startegi  untuk mewujudakan misi  tersebut ada tiga masalah utama yakni : pengorganisasian, advokasi dan jaringan
 Paguyuban Warga strenkali Surabaya menyakini dan mempraktekkan nilai nilai kedaulatan  sosial, keadilan gender, keadilan lingkungan, keberagaman, keterbukaan, dan kesetaraan
Paguyuban Warga Strenkali Surabaya memilih kepengurusan tiga tahun sekali lewat kongres dan pemilu warga strenkali Surabaya
Paguyuban warga strenkali Surabaya, didirikan pada tanggal :  24 April 2002
Paguyuban  Warga strenkali Surabaya ( PWSS ) memiliki program pokok :

Pengorganisasian :

membangun kekuatan rakyat, untuk berdaya guna, berproduksi, berbagi pengetahuan sebagai manefestasi kedaulatan rakyat pada negara

 Advokasi

pembelaan pada rakyat miskin pada hak dasar seperti hak tempat tinggal,

hak kesehatan, hak pendidikan, berperan serta dalam perencanaan pembangunan, sebagai bentuk keadilan negara pada rakyat 


Jaringan  :    tingkat Lokal

                    Ayorek, C20, Pusdakota UBAYA,  Ecoton Surabaya, Komunitas Nol Sampah, 
                               komite perempuan,   LBH Surabaya, komunitas mahasiswa ITS, Pusham UNAIR, U.K. PETRA, IMM Surabaya,
                    PMII Surabaya, Pemuda Mahernis  Surabaya,
                    LASPEDAM NU,   Berbagai partai, Sekber rakyat kuasa Surabaya, 
                    berbagai aktivis, LSM dan Komunitas berbagai macam                                                                               

                    Tingkat Nasional

                                                UPC  ( urban poor Consortium )
                                               UPLINK / JERAMI ( jaringan rakyat miskin Indonesia )
                                                JRMK Jakarta, KLM Porong, KPRM Makasar, Geimis Kendari, 
                                               UPLINK Lampung, JUB Aceh
                                                Rujak center Jakarta
                                               Arkom Jogjakarta
                                                Yayasan kota kita Solo
                                               KEMENSOS Republik Indonesia
                                                 Dan sebagainya

                    Tingkat internasional

                                                         LOCOA, ACHR, ACCA
                                                               Dan sebagainya


Program pokok lainnya, mewujudkan ``  KONSEP JOGOKALI ``
Upgrading/ penataan kampung
Membuat jalan inspeksi dipinggir sungai 3 – 5 m
Rumah menghadap sungai
Sanitasi lingkungan
Tabungan kelompok
Kelompok Usaha Bersama ( KUBE )
Kelompok  Belajar Anak ( KBA )
Kesehatan alami  ( senam NISHI  )
Festival Larung sungai  dan dibarengkan Hari Habitat tiap awal bulan Oktober
Workshop  siaga bencana
Workshop berbagai macam yang mendukung konsep JOGOKALI

Saat ini yang dilakukan sebagai workplan tahun 2015 ( tengah tahunan dan ahkir tahun )
Pertemuan bulanan  pengurus harian, koorwil, kelompok sepuluh
Up grade data base tahun 2015
Malam Budaya STRENKALI Surabaya
Advokasi BPJS warga strenkali
Advokasi  Pendidikan  warga strenkali
Advokasi  tempat tinggal  warga strenkali ( ada issue  dari pemerintah )
Audensi  dengan pemerintah kota dan  Surabaya
Pertemuan tengah tahunan  UPC  - UPLINK
Rencana  festival Larung sungai  tahun 2015


 

 lokasi kampung strenkali Surabaya dan Kali Wonokromo
kampung strenkali Karang Pilang, Kebraon, Gunung Sari I ,
Gunung Sari II, Gunung Sari PKL, Kampung Baru Bratang Tangkis PDAM,
Bratang Tangkis, Barata Jaya, dan Medokan Semampir

Hasil pemetaan kampung strenkali Surabaya dan kali Wonokromo

         






         Kepengurusan Paguyuban Warga Strenkali Surabaya

                               dipilh tiga tahun sekali

         email : Paguyubanwargastrenkali@yahoo.com

 



      Model Kepengurusan Paguyuban Warga Strenkali Surabaya ( PWSS )





                                  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga

      organisasi rakyat Paguyuban Warga strenkali Surabaya ( PWSS )


 




pertemuan rutin bulanan pengurus Paguyuban warga
strenkali surabaya dengan Urban Poor Consortium














Pertemuan rutin warga kampung Strenkali, yang tergabung dalam Paguyuban Warga Strenkali Surabaya ( PWSS)

pemantau dari utusan perserikatan Bangsa bangsa
berkunjung kelokasi strenkali Wonokromo dan bertemu warga strenkali yang tergabung dalam organisasi rakyat Paguyuban Warga Strenkali     Surabaya ( PWSS ) 












Pertemuan organisasi rakyat Asia ( LOCOA ) Philpina, Thailand, India, Mynmar, Kamboja, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Indonesia,
dilokasi strenkali Wonokromo Surabaya tahun 2014











kunjungan kestrenkali Wonokromo dari rakyat Korea Selatan ( Bukomjari ) belajar pengorganisasian rakyat, advokasi dan jaringan






Festival Larung Sungai kampung Strenkali Medokan Semampir tahun 2014










Malam Budaya Strenkali dilokasi Kampung Strenkali  Kebraon Surabaya












penataan kampung strenkali Surabaya dan Kampung strenkali Wonokromo
juga mengelola sampah rumah tangga, mengelola sanitasi
 
 

Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi kompos
sejak tahun 2005


Jumat, 10 April 2015

Wilayah Kampung Strenkali Surabaya dan kampung Kali Wonokromo



Ruang bagi manusia sangat dibutuhkan pada wilayah kota, manusia bisa bergerak sesuka hatinya dengan memiliki akses kemana arah yang akan dituju, ketika sesama manusia menanyakan beragam kepentingan ruang untuk alasan tempat tinggal, usaha, peribadatan, bermain, proses pembelajaran, atau untuk kemanfaatan infra struktur, kebebasan dalam menentukan sikap dalam wilayah kota harus bisa saling memahami kebutuhan atau kepentingannya, sebagai pengguna ruang wilayah kota, relasi ruang kota adalah berbagai steakholder yang ada dan bisa menempati wilayah itu, bisa warga setempat, perusahaan swasta, akademisi, tokoh, organisatoris, khalayak ramai, masyarakat komunitas, dan pemerintah sendiri memberikan kontribusi pada perkembangan sebuah ruang kota untuk manusia .

Kampung Strenkali  

wilayah kampung strenkali Surabaya dan strenkali Wonokromo memiliki typlogi yang berbeda dalam suasana dan kondisi kampungnya, awal kampung berdiri, seperti kejadian urbanisasi kota Surabaya sejak tahun 1945, ruang bantaran kali Surabaya dan bantaran kali Wonokromo masih longgar atau renggang, beberapa orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dikota, memanfaatkan lahan bantaran kali Surabaya dan bantaran kali Wonokromo, ini dilakukan terus menerus oleh perseorangan lalu  berkembang menjadi masyarakat kampung strenkali, menurut beberapa warga yang bermukim dikampung strenkali, tahun 1960-an kampung strenkali terbentuk secara alami tanpa konsep ruang yang jelas, akan tetapi masyarakat secara inisiatip menempati lahan dan membangun rumah dengan berpikir melihat situasi kondisi berbagi lahan secara tidak pasti, tapi memiliki perasaan menata ruang tempat tinggal, mungkin awalnya semacam gubuk, lalu berkembang semi permanen dan permanen

Ruang kota

Berbagai pendapat seringkali ruang kota menjadi persoalan, bagaimana kebijakan yang adil bahwa persoalan lahan dan manusia memiliki hak dasar yang kuat terhadap konstitusi yang melindungi setiap warganya,dari persoalan hak dasar tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan dan ikut serta dalam perencanaan pembangunan kota,  ruang kota tentu saja akan mengalami kepadatan dari suatu urusan manusia yang saling terhubung dari waktu kewaktu, bisa saja dengan ukuran deret hitung ketika mengevaluasi perkembangan tata bangunan, kawasan perniagaan, perubahan infrastruktur, ruang bermain, fasilitas umum, ruang publik, atau bisa juga ruang privat semakin padat menciptakan situasi kondisi persaingan kemapanan dan tekanan. Ruang kota bisa dipertanyakan sesungguhnya untuk siapa ? berbagai hal bisa terjadi perebutan ruang kota dan akan menggusur

Peran masyarakat dalam perencanaan pembangunan kota

Dalam undang undang otonomi daerah no. 32 tahun 2004, Bab Kawasan kota, bisa diapresiasikan persoalan ruang wilayah kota memuat untuk melibatkan peran masyarakat, sesungguhnya seringkali perencanaan sebuah kota terjadi tumpang tindih dengan persoalan kewenangan dan tidak mengakar pada masyarakat, justru yang terjadi korban pembangunan adalah pada klas masyarakat marjinal. Jika peran masyarakat diberikan ruang untuk dapat mengembangkan konsep, rencana startegisnya tentu saja kebijakan yang partisipatif akan terbentuk ruang kota secara humanis bukan kapitalisasi yang sering ditonjolkan dalam kebijakan publik

Peran masyarakat Jogokali

Kampung kampung strenkali di wilayah kota Surabaya, sudah melakukan kegiatan perbaikan kampung atau upgrading kampung, dan ini terlihat sekali bagi warga masyarakat yang berkunjung diruang kota Surabaya sepuluh tahun yang lalu. Kampung kampung strenkali terlihat tertata ada jalan inspeksi dipinggir sungai, rumah menghadap sungai menandakan bahwa warga strenkali memiliki rencana startegi yang sering disebut konsep JOGOKALI, inilah upaya masyarakat bagaimana ikut serta merencanakan kota





Pemetaan kampung Strenkali Surabaya dan Kali Wonokromo tahun 2002, oleh keterlibatan warga strenkali yang tergabung pada Paguyuban Warga Strenkali Surabaya, Urban Poor Consortium, para pakar hidrologis sungai, arsitek, akademisi, tokoh masyarakat dengan kajian tehnis, space/ tata ruang - wilayah, ekologi. infrastruktur kota. sosial, ekonomi, budaya dan sanitasi


  sebuah foto udara kampung Strenkali Wonokromo
menunjukkan penataan kampung dipinggir sungai, ada jalan inspeksi, rumah menghadap sungai, pohon tetumbuhan masih rindang ditepi sungai yang menunjukkan konvensi terpelihara oleh warga setempat sebagai mencegah kelongsoran atau bencana disekitar wilayah ruang kampung strenkali
diskripsi awal mula bantaran sungai pada umumnya dibuat kontruksi/ bangunan terlihat asri dengan ruang yang sangat lebar bahkan nyaris tanpa permukiman yang ada , yang terilhami penataan cara konvensional
 sebuah design bangunan sungai yang mengikuti gerak perubahan dan perkembangan ruang wilayah
yang ada, dengan hitungan yang cermat, mengakomodasikan banyak hal persoalan penataan
ruang, aset kota, kebutuhan dan kepentingan warga kota, perbandingan kota kota dunia seakan memiliki problem yang sama soal lahan, menumpuknya aset kota dan bagaimana pengetahuan dapat menyelamatkan manusia
  
  Tanda tanda ruang kehidupan manusia dan 
  lingkungan
 Suatu bukti warga strenkali menata kampung, melakukan kegiatan mengepras rumah, untuk membuat jalan inspeksi 3 -5 m dipinggir sungai, rumah menghadap sungai, mengelola lingkungan, sanitasi, sosial, dan ekonomi rakyat, ini menandakan warga masyarakat klas bawah mampu melakukan peran serta/ terlibat dalam perencanaan pembangunan kota

 Kedatangan pemantau dari PBB, mengamati keseimbangan sebuah pembangunan untuk rakyat miskin kota, bahwa hak tempat tinggal masyarkat miskin, harus dilindungi tanpa mengisuekan kasus legalitas politik dan formalitas
 Warga Strenkali Surabaya dan Kali Wonokromo yang tergabung dalam Paguyuban Warga Strenkali 
Surabaya ( PWSS ) melakukan workshop siaga 
bencana yang dilatih oleh BNPB Provinsi Jawa Timur



Selasa, 30 Oktober 2012

LAHAN LANGIT DAN BUMI PINGGIR KALI




latar belakang
Pesona kampung pinggir kali bratang tangkis menghipnotis kota, amat sayang kalau belum pernah datang dikawasan strenkali Bratang Tangkis, ketika kecerdasan mencari alternatif bermacam cara, sebuah kegiatan dan dilokasi mana yang menantang, tentu strenkali yang pas dibuat ?, strenkali memiliki fisik infrastruktur yang menarik, ada bangunan pemukiman dibuat oleh warga sendiri, memiliki sejarahnya sendiri untuk berkembang sesuai urban city mengusung inspirasi dan segala kegiatan dipindahkan diruang dan waktu kawasan strenkali Bratang Tangkis, seperti asal usul kejadian bisa ditelusuri dengan cara pendekatan kearifan lokal yang dikembangkan setiap warga strenkali,
Penelitian Kampung
penelitian ini dibuat secara partisipatif mengajak karang taruna Bratang Tangkis, jaringan komunitas kota dan personal akademisi yang peduli untuk melakukan observasi pesona kampung pinggir kali Bratang Tangkis, sedang metode penelitian menggunakan wawancara, pengamatan dan pendataan video dan foto, lalu didukung olahan kliping, buletin PWSS, informasi media internet, lalu buku rujukan yang mendukung penelitian, secara garis besar penelitian ini mengungkap pesona kampung pinggir kali Bratang Tangkis, secara diskripsi, kulitatif menelaah suatu khasanah cerita-cerita nyata warga Bratang Tangkis dalam bentuk penulisan. ada tokoh kampung bisa diajak bicara jumlah cukup banyak kurang lebih 50 orang, beliau ini tingkat daya ingat dan kecerdasannya masih oke banget, bisa direkam secara tehnis wawancaranya dan pengambilan data video atau foto asal mula kampung pinggir kali ini, kampung pinggir kali tidak akan bicara apa-apa kalau tidak ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali, tentu ini bukan soal ketidak mampuan ekonomi, ada suatu hal soal budaya kearifan lokal, atau ketrampilan tradisi sebagai warisan peradaban yang dilakukan manusia atau komunitas dalam ruang dan waktu yang memilih jalan hidup pengabdian itu, kebanggaan local konten itu bisa jadi advokasi yang menarik pada tingkat pengetahuan yang menglobal,

Pesona kampung pinggirkali bratang tangkis

Dari persoalan kota apa yang diinginkan warga kota, publik, akademisi, praktisi, LSM, atau instansi pemerintah, soal keindahan, kemapanan, kenyamanan, pengamanan, tata ruang kota, ruang publik, di cegah dengan prosedure, sistem, yang menjebak orang miskin tidak dapat membeli lahan, ahkirnya menepi kepinggir kali (sungai )memberikan kesan dan pesan, pada sebuah kampung kota dipinggir kali Wonokromo, sangat elok dan beradab, siapa saja yang mengira dugaan, untuk membuat sebuah desain- perencanaan, sampai pelaksanaan- seakan kerjanya orang proyek pemerintah dan swasta, untuk sekedar menanggani kampung strenkali yang kumuh, aneh bin ajaib warga strenkali mampu menghipnotis kota berbuat sesuatu, bahkan menandingi dengan kecepatan waktu kecerdasan , informasi dan kemampuan finansial pasti kalah, tapi mutlak bisa dirasa, kadang meraba persoalan untuk dilihat kegiatan dan pemetaan yang bersuara, cuman gambar-tulisan dan tanda sudah jelas, warga strenkali bratang tangkis mampu mewujudkan impian harapan publik dan sesuai dengan program pemerintah menata pemukiman kumuh menjadi asri lestari dengan syarat ekologis kota milik bersama Persoalan strenkali hampir sama di kota-kota indonesia, karena pengusuran pemukiman, karena ada prosedural , aturan lahan strenkali dipakai kemanfaatan, seperti fasiltas umum pengairan , lahan strenkali diperuntukan untuk ber tanggul, ruang terbuka hijau, fasilitas pemeliharaan sungai semacam rumah pompa, dan ada jalan inspeksi ?sebenarnya apa yang menarik dari perkampungan kota yang dipinggir kali ? kampung bratang tangkis terletak dipinggir kali wonokromo, letaknya disebelah utara kawasan sungai jagir, kalau dihitung jarak jelajahnya kampung dari pintu air jagir sampai busem barata jaya 2km, kampung bratang tangkis ikut wilayah kelurahan ngagel rejo, kecamatan wonokromo, dari tingkat terotorial wilayah ada kampung baru sekitar 76 rumah, bratang tangkis rt.12- rw.06 ada 70 rumah, rt. 07 rw. 11 ada 89 rumah, rt. 06- rw. 12 ada 98 rumah, rt.07-rw.12 ada 96 rumah, sebagian menghadap keutara dan dibatasi tanggul yang sudah dipaving. sekarang justru sudah ada jalan inspeksi dipinggir sungai malah rumahnya dihadapkan ke sungai sebagai bentuk rumah menjaga sungai. kampung bratang tangkis sebenarnya bisa disebut kampung urban city yang dibentuk oleh para pendatang sejak tahun 1952 ? yang awalnya gubuk-gubuk sederhana lalu mengalami perkembangan bentuk rumah semi permanen menjadi permanen, sekaligus perubahan lahan yang dulu sebagai ruang terbuka hijau ditumbuhi alang-alang, pohon pisang, pohonan keduh, keres, pohon kelapa , bambu, dan tanaman keras lainnya, nah sekarang lain lagi ceritanya penduduk padat terpola rumit di indikasi data selalu berubah kecuali ada 4 rt yang memiliki keresmian sistem keadminitrasian pemerintahan kota, soal lahan juga mengalami kepadatan rumah yang berjejar memanjang dipinggir kali wonokromo, tingkat kohesi sosial juga memiliki hubungan akses diluar kampung, ekonomi meningkat tajam dengan usaha kecil yang juga menjadi bagi akses pasar kota, budayapun juga muncul seniman kampung yang memelihara kearifan lokal, setiap tahun warga strenklali secara keseluruhan menyelenggarakan tradisi LARUNG Sungai sebagai tanda keberkahan alam dan kedekatan manusia yang menyatu secara holistik dengan lingkungan yang berkelanjutan tingkat terotorial kawasan bratang tangkis memiliki ruang terbuka hijau yang sempit, sarana dan kesehatan lingkungan telah membuat sapitanck didalam rumah, ada pengelolaan sampah rumah tangga, dan setiap minggu ada yang kerja bakti untuk membuat jalan inspeksi sesudah rumah yang dikepras, ada lagi tempat ibadah umat islam, ada balai warga, dan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pertemuan ibu-ibu pkk, pertemuan warga tingkat rt, atau sosialisasi program dan kegiatan paguyuban warga strenkali surabaya untuk melibatkan warga menjadi daya juang ketahanan dan kemampuan untuk melakukan pembuktian bahwa kampung pinggir kali mampu berbuat sesuai kehidupan yang layak sebagai warga kota



Urban city ala kampung pinggir kali
ada cerita soal teman informal merebut lahan kota, karena lahan kota sudah dibeli kapitalis, lalu si teman ini meyerobot lahan milik penguasa, nah dia bilang ke saya, bumi iki milik Allah ?..... dan langit bebas dimiliki ruang mata dengan perasaan takjub dan paham....? judul tulisan lahan langit dan bumi pinggir kali adalah realitas orang berpikir cerdas yang menghubungkan banyak kemungkinan alternatif dan kreatifitas dan tidak berpikir seperti dunia katak dalam tempurung, persoalaan pendatang hadir diruang kota sudah jadi jamak pertikaian perang mulut dengan penguasa kota, padahal urbanisasi jika
dikelola akan menjadi kekuatan luar biasa kota, dan sampai ahkir zaman manusia akan dinamis bergerak kearah apa maunya, untuk keberhasilan kepentingan diri dan keluarga, atau bisa jadi nantinya punya karier jadi pejabat ???






Rumah contoh
Lahan pinggir kali atau disebut strenkali dirancang oleh warganya menjadi ICON kota Surabaya, sekarang digalakkan rumah contoh, membuktikan warga strenkali melakukan penataan sesuai dengan program pemerintah menata pemukiman kumuh dan amanah perda strenkali Jawa Timur no. 9 tahun 2007, saat itu juga kampung- kampung pinggir kali yang tergabung Paguyuban Warga strenkali Surabaya, mulai Sepanjang, kebraon, gunung sari, gunung sari pkl, kampung baru, bratang tangkis, kampung pemulung barata jaya, medokan semampir, secara bertahap mengepras rumah-rumah pinggir kali untuk ruang terbuka, membuat jalan inspeksi 3-5 m, lalu rumah menghadap kesungai, mengelola limbah cair rumah tangga, mengelola sampah rumah tangga, penghijauan , apa yang dilakukan warga pinggir kali berdasarkan kajian tehnis soal sungai, tata ruang, ekologi kota, sosial dan budaya lokal, ekonomi, dan menjadi konsep JOGO KALI, sebagai kitab prinsip rujukan warga strenkali melakukan kegiatan penataan kampung secara berkelanjutan untuk menindak lanjuti perda strenkali jawa timur no. 9 tahun 2007 pasal 13. adanya kawasan pemukiman terbatas di strenkali, kampung bratang tangkis telah melaksanakan amanah perda itu dengan menata kampung pinggir kali, lalu membuat rumah contoh ada 70 rumah dengan swadaya dan partisipasi warga pinggir kali, rumah contoh ini mengacu pada desain yang pernah dilombakan secara terbatas, yang diikuti tujuh arsitek top diindonesia, tema pemenang desain yakni seragam tapi beragam, disinilah rumah contoh dibuat tampak depan dengan material batu expos, yang nantinya jika ada 15 km rumah yang seragam tapi beragam dari kawasan kampung sepanjang sampai medokan semampir dipinggir kali, akan berharap publik menjadi icon kota surabaya

Legalitas
pada prinsipnya perkembangan kampung bratang tangkis mengikuti urban city yang selalu revolusioner cara pandang berpikirnya, ini terlihat tuntutannya saklek ingin diakui kampungnya secara legalitas, karena fungsi legal dapat memiliki harapan dan kemudahan untuk mengurus ktp, anak memiliki akte kota, bisa sekolah, melamar pekerjaan, atau dapat akses yang bisa memiliki peluang yang sama sebagai warga kota, pernyataan kelihatannya cukup cerdas dan konsepsi ketika diajak wawancara atau diskusi soal hak hidup dan kelayakan tempat tinggal, kepentingan dan kebutuhannya jelas yakni pengakuan publik soal legalitas, ini diperjuangkan terus lewat forum-furum apa saja dari tingkat kampung kelurahan sampai propinsi atau pusat, 

Proyek loh.....
proyek pemerintah mulai masuk di kampung Bratang Tangkis semisal soal pavingsasi dijalan tanggul sungai, ada lagi PDAM yang kerja sama dengan OBA dari bank dunia, belum lagi ada bantuan benih lele, welut dari dinas perikanan kota surabaya, ini membuktikan secara bertahap pemerintah mengakui posisi kampung pinggir kali dengan bukti kerja sama yang mengajak warganya untuk bisa berpartisipasi dalam perencanaan dan kegiatan pembambangunan kota , apalagi belum bantuan KUBE dari kemensos R.I. pemberdayaan ekonomi dan menata tingkat sosial dengan munculnya sistem tabungan kelompok sepuluh menunjukkan program apapun untuk pengembangan kampung pinggir kali ini dapat diterima dengan baik, tapi disisi lain perjuangan warga strenkali untuk mendapat pengakuan dari pihak pemerintah ataupun masih panjang perjalanannya, yang sebelumnya kemandirian warga lebih berdaya dan memiliki percaya diri mungkin tidak berkelebihan





Potensi kearifan lokal
karya kreatifitas kampung pinggir kali yang potensinya diakui oleh publik, pernah juara 10 besar green dan clean ditingkat kota surabaya tahun 2005, bahkan ada warga pinggir kali mendapat SK walikota jadi kader lingkungan tingkat kota surabaya, adalagi potensi seni budaya, grup keroncong pinggir kali juara dua tingkat nasional, dan malah pernah mewakili jawa timur ikut festival keroncong dunia di solo tahun 2009, belum lagi ada kesenian reyog juga sering ditanggap oleh pemerintah atau perorangan, ada lagi produksi cetok komunitas yang sudah memiliki jaringan tersendiri sampai tingkat nasional disini kampung bratang tangkis memiliki potensi besar yang dapat dipercaya menjaga kearifan lokal walaupun dengan penampilan dan kegiatan yang sederhana seperti warga kampung kota yang lain, disini kelebihan minat yang sederhana dan ketekunan terawat sampai regenerasi, nilai inilah yang paling mahal kalau hanya sekedar pujian atau publikasi belaka
untuk menindak lanjuti perda strenkali jawa timur no. 9 tahun 2007 pasal 13. adanya kawasan pemukiman terbatas di strenkali, kampung bratang tangkis telah melaksanakan amanah perda itu dengan menata kampung pinggir kali, lalu membuat rumah contoh dengan swadaya dan partisipasi warga pinggir kali, rumah contoh ini mengacu pada desain yang pernah dilombakan secara terbatas, yang diikuti tujuh arsitek top diindonesia, tema pemenang desain yakni seragam tapi beragam, disinilah rumah contoh dibuat tampak depan dengan material batu expos, yang nantinya jika ada 15 km rumah yang seragam tapi beragam dari kawasan kampung Sepanjang sampai Medokan Semampir dipinggir kali, akan berharap menjadi icon kota surabaya
apakah ini sebagai pelengkap cerita nyata ?, kampung pinggir kali tidak akan bicara apa-apa kalau tidak ada setting muatan lokal yang perlu ditampilkan, sebagai terintergrasinya warga pinggir kali dengan sungai sucinya, kemanfaatan dan kebutuhan warga pinggir kali soal nelayan sungai ada yang dijalani sampai turun temurun, generasi muda 13 tahun sudah jadi nelayan sungai, tentu ini bukan soal ketidak mampuan ekonomi, ada suatu hal soal budaya kearifan lokal, atau ketrampilan tradisi sebagai warisan peradaban yang dilakukan manusia atau komunitas dalam ruang dan waktu yang memilih jalan hidup pengabdian itu, kebanggaan local konten itu bisa jadi advokasi yang menarik pada tingkat pengetahuan yang menglobal,

Pengorganisasiaan tingkat kampung
kemampuan kampung pinggir kali tidak datang secara tiba-tiba ada banyak hal perlu dipelajari soal rintangan, resiko untuk capaian disebut ada hasil, semua koordinasi dibawa kegiatan pengorganisasian rakyat, nampaknya perjalanan 10 tahun sudah mencapai pengenalan tindakan pada medan pertarungan kegiatan dan warga sebagai anggota memiliki pengalaman pahit getir dan suka manis dari sebuah persoalan satu ke yang lain, dengan kecepatan waktu tentu perjuangan bisa jadi kelelahan mental yang membuat tidak konsisten dan melarikan diri pada alasan kesibukkan personal, pemahaman antar teman anggota lebih mempercayakan capaian bersama apa yang bisa dilakukan untuk suatu langkah kedepan, organisasi pasti sudah memiliki ramuan, rumusan atau menghitung sebuah cara dan startegi untuk tahapan 20 tahun kedepan ?

Tulisan hantu dimedia
ketika kampung pinggir kali Bratang Tangkis terjebak resistansi informasi yang menyesatkan dan berita media miring dengan wacana kampung pinggir kali kumuh, dan fotonya yang dicarikan segi stigma publik untuk menghabisi kampung yang jorok, tentu saja sebagai warga kampung pinggir kali bagaimana cara mempublikasikan dan mempromosikan kampung pinggir kali, saya mencoba membuat riset, analisa, sesungguhnya ada sesuatu yang bisa ditampilkan untuk kampung bratang tangkis dari segi nilai, aklerasi sikap warganya, daya potensi dan kreatif ditingkat dunia, bisa jadi ada pesona keseluruhan konten kampung bisa dibuktikan dengan kaitan akses kota dan pergaulan dengan kampung kota lain, kata pesona untuk menghipnotis wacana kota entah dalam kebijakan publik, amat perlu dengan aroma-aroma segar dengan bungkus tata kelola kampung yang dibuat warga, bukan pemerintah ? andaikan daya tawar kota sudah bisa diprediksi, mungkin perlu juga kalimat- kalimat pesona untuk menjernihkan keakurasian berpikir kota dengan stigma jorok kampung pinggir kali, bisa rubah dengan nilai kata pesona kampung pinggir kali bratang tangkis siip lah.... banyak pertanyaan startegis, jika mempelajari satu persoalan miniatur kampung bratang tangkis, akankah dapat memprediksikan peranan apa ketika terjadi sesuatu sudah diketahui rumusan persoalannya, lalu terjadi ketertarikan mengangkat isuenya ? kita bisa menganalisa bisa benar atau salah soal yang lain dengan membandingkan cara-cara penanganan, tentu ini butuh studi yang panjang yang kait mengkait saling menyulam informasinya, sesuatu yang terbiasa akan mudah dilakukan tentu kampung ini butuh sistem pengelolaan yang terpadu atau memiliki ciri khas tertentu pula, ketika selera koki menghidangkan tema apa, untuk setting kegiatannya dan capaian ukuran pasti, ya agak sulit kalau mengungkapkan prediksi yang terkait soal diluar kampung,